Cari Blog Ini

Senin, 23 Juli 2012

Tips fcebook : membuat setatus biru

Kali ini saya akan bahas mengenai trik facebook, yaitu cara
membuat status biru. Apa sih status biru itu? Status biru itu
status facebook kita yang teksnya berwarna biru. Atau bisa
dikatakan status yang berwarna biru itu merupakan link yang
menuju ke halaman lain.

Cara membuatnya cukup sederhana saja. Membuat status biru
pada status facebook sama halnya dengan menandai teman pada
status kita. Tapi teks yang akan tampil merupakan nama profil
teman yang kita tandai.

Misalnya jika sobat ketik @
[id_profil_teman:0] pada status, maka yang akan tampil adalah
nama teman sobat.
Nah, bagaimana caranya jika kita ingin teks yang berwarna biru
sesuai keinginkan kita? berikut ini saya beri tahu caranya :

Seperti biasa login dulu ke facebook dan ketik pada kotak status:

@@[0:[289539307811000:1: TULIS STATUS BIRU DI SINI ]]

by: @[289539307811000:9]

Ganti tulisan TULIS STATUS BIRU DI SINI dengan teks yang sobat
inginkan. Terus klik perbarui status seperti biasa, dan beres sudah
status sobat akan menjadi biru.

Perlu diingat, sobat jangan mengurangi atau menghapus
sebagian dari kode yang saya berikan karena akan terjadi
kesalahan apabila sobat menghapus sebagian, tetapi jika sobat
mau menambahkan ya gak apa-apa tidak akan error.

Sekian trik kali ini semoga bermanfaat.

Minggu, 22 Juli 2012

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan
nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San’a – ibu kota
Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di
tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak
berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan
perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan yang nyata. Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan:
“Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting
untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan
mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu
itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat
ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya,
tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah
disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.” Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang
engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan
kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang
engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti
perkembangan selanjutnya bagaimana jawaban ratu Saba atas suratku ini.” Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah
surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas
tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu
mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan
siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah
surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong
terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku
berserah diri.” Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan
para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil
sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: “Wahai paduka tuan ratu, kami
adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan
untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi partimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa
kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan
keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun
datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.” Ratu Balqis menjawab: “Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara
kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang
akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu
menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku
tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut partimbanganku, lebih bijaksana bila kami
menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk
kota-kota kami, maka niscaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat
menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat
dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu
adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari
masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-
barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan
matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu
dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.” Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan
memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di
depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk
mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah
mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan
utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata
utusan Balqis bila mereka tiba. Tatkala utusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan
setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah
kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini
kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang
melimpah ruah dan mengaruniaiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada
seseorang dari makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak saja berlaku atas manusia tetapi
mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk
dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah
kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh
benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini
dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat
yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-
pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan
kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.” Utusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah
diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan
kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di
istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki
kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui
rombongan utusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum
orangnya datang berserah diri. Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu
Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat
dan dapat dipercayai.” Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku
akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.” Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: “Ini adalah
salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu
atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk
kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di
dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.” Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar
mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian
setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya
menundingkan kepada tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan
ini adalah tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa
tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba. Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, keheranan melihat tahta kerajaannya sudah
berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun
untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera
menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia
berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya. Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: “Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak
berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai
dan dinding ruangan ini.” “Oh,Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan
Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, “aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu,
melalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari
cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas
dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.” Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli
sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kawin dengan Balqis dan dari
perkawinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia,
mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkawinannya dengan Balqis itu.
Wallahu alam bisshawab. Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman
kecuali rayap yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil
rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa
Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas
lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh rayap. Sekiranya para Jin sudah
mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai siksaan yang menghinakan. Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun
karena cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka
sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allah
lah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44

Jumat, 20 Juli 2012

AKU MENYAYANGIMU


Ber awal dari semua yang seolah berjalan sempurna
Satu yang pasti, indah telah hadir di hati
Teramat banyak kata untuk melukiskannya
Semua memberikan beragam warna dan cerita Entahlah ....

Karena khilaf hati yang tak kuingini
Karena diri tak pandai menjaga ruang tiada berbatas
Ada asa yang ingin kugapai
Ada mimpi yang ingin kuraih

Hingga tiba saatnya aku Terhenyak
Seolah terbangun dari tidur panjang,
ketika aku dapati telah ada yang lain mengisi hati
Pula ku mengerti, pastilah Allah tidak meridhoi

Meski begitu besar rasa cinta di dalam hati Ya Rabb ....
harap tak Kau ambil anugerah rasa cinta yang Kau berikan kepadaku
Biarkan dia tetap bersemayam dan terjaga sucinya
Hingga tiba masanya

Saat Kau ijinkan aku memberikan cinta yang kau pilih untukku
Cinta kedua setelah Engkau
Selamat tinggal masa lalu…
Dan aku percaya..

kau pun tersenyum atas kisah kita
Kuingin pastikan, aku tetap selalu ada,
karena aku menyayangimu, karena kau saudaraku
Ah, indahnya persabahatan :)

Just believe in me, until the day, the ocean doesn't touch the sea, you are still my best friend who give a lot of nice memories....

Thanks God for giving me someone who give so many thing meaning of life :)